Konstruksi rumah dan gedung tidaklah sama. Dalam pengertian yang sederhana, rumah dapat didefinisikan sebagai struktur fisik yang secara spesifik dibangun untuk tempat tinggal dengan jumlah penghuni yang relatif terbatas. Sementara itu, gedung dapat didefinisikan sebagai struktur fisik yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kantor, pemukiman (untuk skala besar atau banyak keluarga seperti gedung apartemen), pusat bisnis, dan sebagainya.
Tentunya, konstruksi rumah dan gedung pun berbeda. Berikut adalah 7 perbedaan mendasar saat membangun rumah dan gedung.
Kompleksitas
Secara umum, rumah memiliki tingkat kompleksitas yang cenderung lebih rendah dibandingkan gedung. Gedung yang identik dengan bangunan bertingkat dan megah membutuhkan detail perancangan lebih banyak, apalagi mengingat lebih banyaknya individu yang berada dalam jenis bangunan ini.
Hal ini mencakup berbagai sisi, mulai dari keamanan bangunan (seperti pondasi), jalur pipa, hingga maintenance. Tentunya, waktu pembangunan pun lebih lama dibandingkan membangun rumah biasa.
Desain Struktur
Desain struktur adalah proses untuk menentukan sistem struktur sebuah bangunan sesuai dengan spesifikasi yang tepat sehingga struktur gedung aman, tahan lama, dan ekonomis. Di dalam desain struktur pula, terdapat komponen pekerjaan berupa pemilihan dan penentuan bahan, teknologi, geometri, dan dimensi seluruh elemen struktur yang membentuk sistem struktur.
Adapun macam-macam struktur dalam sebuah bangunan antara lain struktur pondasi, struktur sloof (struktur bangunan yang berada di atas pondasi dan berfungsi untuk meratakan beban pondasi), struktur balok, struktur kolom, dan plat lantai. Tak lupa, galian tanah juga merupakan komponen krusial dalam mendesain sebuah struktur bangunan agar sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Baca juga: 5 Alasan Arsitek dan Teknik Sipil harus Berkolaborasi
Peralatan
Peralatan membuat gedung cenderung melibatkan banyak alat berat dibandingkan peralatan untuk keperluan konstruksi rumah. Alat-alat untuk membangun sebuah hunian tunggal biasanya masih terbilang cukup konservatif seperti meteran, cangkul, cetok (sendok semen), kapak, tangga lipat aluminium, dan sebagainya. Sementara itu, peralatan untuk gedung modern khususnya lebih kompleks seperti berikut ini.
Truck Mixer
Truck mixer berfungsi untuk mengangkut beton segar dari batching plant menuju lokasi proyek. Alat berat ini mempunyai tabung yang dapat berputar dan berisi beton segar.
Front Shovel
Seperti namanya, peruntukan peralatan ini adalah menggali, menimbun material, dan lain-lain. Adapun bagian dari front shovel yang berfungsi melakukan tugas-tugas tersebut adalah bucket yang berada di sisi depan.
Dump Truck
Dump truck berfungsi mengangkut material alam seperti kerikil, tanah urugan, dan sebagainya dari maupun ke area proyek. Peralatan yang berbentuk seperti truk ini dilengkapi dengan bak angkut bersistem hidrolik sehingga dapat bergerak naik hingga mencapai kemiringan tertentu.
Selain tiga truck mixer, front shovel, dan dump truck, beberapa peralatan yang lazim digunakan dalam proyek pembangunan gedung adalah loader, excavator, alat pemancang tiang, tower crane, concentrate pump, dan scrapper.
Sistem Bekisting
Bekisting adalah cetakan yang digunakan guna menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai yang diinginkan. Konstruksi rumah atau gedung dengan skala kecil sampai menengah biasanya menggunakan kayu (bekisting konvensional). Sementara itu, konstruksi gedung modern yang berskala besar lebih efisien menggunakan knock down.
Namun, ada pula beberapa jenis sistem bekisting lainnya yang dapat digunakan, yakni PERI, fiberglass, dan aluminium. Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan bujet pembangunan.
Baca juga: Beton Bocor Setelah Dicor? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Sistem Pondasi
Secara umum, jenis pondasi bangunan dibedakan menjadi dua: pondasi tipe dangkal dan pondasi tipe dalam. Pondasi tipe dangkal umumnya dibuat hanya 1/3 dari panjang pondasi dengan kedalaman maksimal 3 meter (cocok untuk kondisi permukaan tanah kuat menampung beban). Sementara itu, pondasi tipe dalam umumnya dibuat dengan kedalaman lebih dari 3 meter (cocok untuk kondisi permukaan tanah tidak terlalu kokoh dan pada bangunan yang jarak antartiang bangunannya sekitar 6 meter).
Ditinjau lebih jauh, pondasi tipe dangkal masih dibedakan lagi menjadi tujuh pondasi: tapak, jalur, sumuran, rakit, umpak, plat beton lajur, dan strauss pile. Sementara itu, yang termasuk kategori pondasi tipe dalam adalah pondasi tiang pancang, Piers, dan Caissons.
Mekanikal dan Elektrikal
Sebuah proyek pembangunan gedung juga melibatkan tim Mekanikal dan Elektrikal (ME) tersendiri. Tim ini bertindak untuk mengurus segala sesuatu yang bersifat kelistrikan dan elektrikal dalam gedung tersebut. Keberadaan tim khusus ini pun tidak terlepas dari kebutuhan gedung yang kompleks sehingga tak dapat dikerjakan sendiri oleh pemilik gedung.
Baik pembangunan rumah maupun gedung, keduanya membutuhkan perencanaan yang matang. Karena itu, Cipta Kreasi siap membantu Anda mewujudkan gedung impian berkualitas. Mulailah perjalanan Anda bersama kami sekarang juga dengan mengklik tombol berikut untuk konsultasi gratis.