Struktur dasar bangunan alias pondasi jadi bagian terpenting dalam konstruksi sebuah bangunan. Tanpa lower structure ini mustahil suatu rumah atau gedung dapat berdiri kokoh. Seperti diketahui, pondasi merujuk pada elemen bagian bawah rumah atau gedung yang tertanam dalam tanah maupun berdekatan dengan tanah.
Semua jenis bangunan sipil, mulai dari gedung, jalan raya, menara, tanggul, sampai jembatan, harus memiliki pondasi di bagian bawah. Ini menjelaskan pula apa fungsi utama pondasi. Pondasi adalah penopang bangunan yang berfungsi meneruskan upper structure atau beban bangunan di atasnya menuju lapisan tanah berdaya dukung cukup kuat.
Jenis pondasi pun beragam, tetapi secara umum digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Rumah sederhana hingga hunian dua lantai biasanya menggunakan pondasi dangkal. Sementara, gedung memanfaatkan pondasi dalam untuk ketahanan struktur bangunan yang lebih kuat.
Apa yang membedakan kedua jenis pondasi tersebut? Simak ulasan selengkapnya di sini.
Pondasi Rumah
Rumah tergolong bangunan dengan kompleksitas rendah alias tidak serumit gedung. Sekalipun rumah dibangun bertingkat, secara struktur pembangunan rumah tetap lebih sederhana. Maka, pondasi rumah pun tidak menanggung beban sebesar gedung. Itulah mengapa pondasi dangkal jadi pilihan utama dalam pembangunan rumah sebagai hunian. Pondasi dangkal biasanya hanya memiliki kedalaman sepertiga panjang pondasi di kedalaman maksimal 3 meter. Pondasi ini ideal diaplikasikan pada tanah bersifat keras.
Dengan lapisan tanah yang cukup keras, galian tanah pun tidak butuh terlalu dalam. Kekuatan pondasi ini terletak pada luas alas sehingga pondasi dapat meneruskan dan membagi beban yang diterima secara merata menuju tanah. Beberapa jenis pondasi dasar antara lain:
Pondasi menerus
Mayoritas rumah satu lantai di Indonesia memakai pondasi menerus dengan material penyusun utama kombinasi semen, batu kali, dan pasir cor. Pemasangan pondasi dilakukan secara menerus menyusuri dinding bangunan guna mengikat kolom yang saling berdekatan dan menahan dinding.
Beban bangunan dapat terdistribusi merata ke pondasi berbentuk trapesium atau potongan persegi, selama pondasi ini berada di tanah keras. Namun, biaya pembuatan pondasi ini relatif besar, butuh tenaga kerja banyak, dan proses pengerjaan agak lama.
Pondasi setempat
Berbentuk menyerupai telapak kaki, pondasi setempat mengusung besi, batu pecah/koral, pasir cor, dan semen sebagai material utama. Pondasi dipasang tepat pada kolom bangunan dengan bentuk persegi atau persegi panjang. Dengan pondasi beton bertulang, pondasi setempat ideal untuk pembuatan rumah satu atau dua lantai.
Baca juga: Wajib Tahu! 7 Jenis Pondasi Rumah dan Kelebihannya
Pondasi Gedung
Pembangunan gedung membutuhkan perancangan lebih detail, lebih kompleks, dan lebih rumit guna memastikan ketahanan maupun kekuatan konstruksi. Pondasi dalam pasti jadi pilihan teratas para kontraktor. Pondasi dalam biasa digunakan untuk pembangunan rumah/gedung di atas tanah berkarakter lembek. Namun, bangunan bertingkat dengan bentangan cukup lebar juga membutuhkan pondasi dalam dengan jarak lebih dari 3 meter di bawah permukaan tanah.
Dengan demikian pondasi dalam mampu mendistribusikan beban ke lapisan tanah lebih dalam sampai memperoleh jenis tanah yang bisa menopang beban struktur bangunan. Adapun beberapa jenis pondasi dalam yang umum digunakan pada pembangunan gedung antara lain:
Pondasi sumuran
Bisa dibilang pondasi sumuran adalah transisi pondasi dangkal dan dalam. Pondasi ini jadi pilihan tepat apabila Anda menemukan lapisan tanah keras di kedalaman 3 meter atau lebih. Rata-rata diameter pondasi ini berkisar 0,8 – 1 meter. Meski begitu, tetap ada kemungkinan satu bangunan mempunyai pondasi sumuran berbeda diameter tergantung pada kolom beban yang ditopang.
Pondasi tiang pancang
Anda akan memilih opsi ini jika tanah tempat bangunan berdiri tidak memiliki daya dukung beban yang cukup kuat. Kalaupun ada, pekerja harus menggali hingga melewati kedalaman 8 meter untuk mencapai lapisan tanah keras. Tiang pancang biasa dipasang tegak lurus dalam tanah. Namun, ada pula yang dipasang miring (battle pile) supaya mampu menahan gempuran gaya horizontal, seperti pada pengerjaan dermaga.
Pondasi bored pile
Dengan dibangun pada kedalaman tertentu, pondasi ini dibuat dengan melubangi tanah memakai alat bored pile. Setelah didapat kedalaman yang sesuai, pemasangan bekisting plat besi, rangka besi pondasi, dan pengecoran lubang yang sudah dibor jadi tahap pengerjaan berikutnya. Proses pengerjaan pondasi yang kompleks ini membuatnya cocok digunakan pada pembangunan gedung bertingkat, mal, dan perkantoran.
Penjelasan di atas sudah cukup memaparkan perbedaan pondasi rumah dan pondasi gedung. Konstruksi kedua bangunan itu sudah pasti bergantung penuh pada keberadaan pondasi sehingga butuh keterampilan khusus supaya Anda tidak sampai salah perhitungan.
Maka, percayakan saja urusan pondasi pada kontraktor profesional di Cipta Kreasi. Yuk, langsung klik tombol di bawah ini untuk menikmati keuntungan konsultasi gratis proyek bangunan Anda bersama tim kami!