Beton adalah salah satu bagian pada konstruksi rumah. Beton dibentuk dari campuran semen, air, agregat halus seperti pasir, dan agregat kasar seperti split. Elemen beton bersifat kuat dan tahan temperatur tinggi. Perawatannya pun mudah. Karena itu, banyak kontraktor rumah yang menggunakan beton pada saat membangun rumah. Tapi, masih banyak yang belum mengerti dengan baik berbagai jenis dan fungsi beton. Hal ini tentu mempengaruhi ketahanan struktur bangunan maupun rumah.
Kepadatan Struktur Beton
Struktur beton harus memenuhi standar supaya bangunan lebih awet dan aman. Standardisasi tersebut terkait kepadatan strukturnya dan kepadatan struktur ditentukan oleh campuran material yang digunakan. Untuk tiap area bangunan, ukuran ini berbeda-beda tergantung pada fungsinya.
Berikut adalah beberapa jenis dan fungsi beton berdasarkan ukuran campuran yang digunakan.
Beton K-325
Jenis beton K-235 biasa digunakan untuk lantai dasar bangunan pabrik. Campuran beton K-325 adalah semen sebanyak 439 kg, pasir sebanyak 670 kg, dan kerikil/koral sebanyak 1.006 kg.
Beton K-300
Untuk konstruksi bangunan ruko atau rumah bertingkat 3 lantai hingga 5 lantai, jenis beton yang digunakan adalah beton K-300. Campuran beton K-300 adalah semen sebanyak 413 kg, pasir sebanyak 681 kg, dan kerikil/koral sebanyak 1.021 kg.
Baca juga: Wajib Tahu! 7 Jenis Pondasi Rumah dan Kelebihannya
Beton K-250
Jenis beton K-250 dapat digunakan untuk konstruksi bangunan bertingkat 2 lantai atau rumah dengan konsep standar. Untuk membuat beton K-250, campurannya adalah semen sebanyak 384 kg, pasir sebanyak 692 kg, dan sebanyak kerikil/koral 1.039 kg.
Beton K-225
Konstruksi bangunan bertingkat 2 lantai, baik ruko atau rumah tinggal, juga dapat menggunakan beton K-225. Jenis beton ini adalah campuran antara semen sebanyak 375 kg, pasir sebanyak 698 kg, dan kerikil/koral sebanyak 1.047 kg.
Beton K-175
Beton K-175 dapat digunakan untuk konstruksi bangunan ringan. Campuran beton K-175 adalah semen sebanyak 326 kg, pasir sebanyak 760 kg, dan kerikil/koral sebanyak 1.029 kg.
Ukuran ini bisa disesuaikan dengan jumlah campuran yang dibutuhkan. Supaya kepadatan tetap sama, Anda harus menggunakan perbandingan yang sama.
Keretakan Pada Beton
Salah satu masalah yang umum terjadi pada bangunan adalah keretakan. Penyebabnya antara lain adalah kepadatan beton yang kurang memadai. Pada awalnya, retak dapat berupa retak halus, lalu lama-kelamaan akan menjadi retak susut. Retak halus sering terlihat pada waktu beton basah dan permukaannya mengering, namun terlihat sangat samar.
Retak yang terlihat jelas biasanya berukuran 0,1 mm. Bentuknya memanjang atau seperti pola tertentu. Untuk mengidentifikasi retak pada beton, alat yang dapat digunakan adalah crackmeter. Sementara itu, kedalaman retak dapat diperiksa dengan Test UPV (Ultra Pulse Velocity).
Meskipun retak tidak selalu membahayakan kinerja struktur bangunan, ada beberapa hal yang mungkin terjadi, yaitu:
- Hilangnya keutuhan dan kesatuan struktural. Hal ini sangat terlihat pada jenis retak yang berukuran besar.
- Dapat menyebabkan kebocoran. Jika retak terjadi pada dinding, air dapat merembes masuk dan menyebabkan kebocoran. Air juga dapat masuk ke dalam struktur dan menyebabkan korosi pada baja tulangan.
- Kurang menarik secara estetika. Adanya retak pada dinding beton atau bagian lain tentu akan menciptakan pemandangan yang tidak indah.
Baca juga: Tembok Rumah Retak Hanya dalam 1 Tahun? Ternyata ini Alasannya
Keretakan pada bangunan bisa diminimalisir dengan mengukur campuran beton secara tepat sesuai ketentuan. Hal seperti ini sangat diperhatikan oleh kontraktor rumah yang tergabung dalam tim Cipta Kreasi. Jadi, Anda tidak perlu khawatir dengan hasil bangunan karena dijamin tahan lama.
Nah, untuk menanyakan informasi seputar hal ini secara lebih detail, Anda dapat melakukan konsultasi gratis dengan menekan tombol berikut.
Baca juga: Tidak Ingin Pakai Jasa Kontraktor Rumah? Ketahui Dulu Resikonya